Senin, 28 Oktober 2013

Couchsurfing : Media Promosi tak Berbatas


Kekayaan wisata di Banyuwangi seakan tidak perlu diragukan lagi, mulai dari wisata alam yang mempesona hingga wisata buatan yang terus bermunculan dan menggairahkan untuk dikunjungi.  Khusus wisata alam, Banyuwangi memiliki three angel diamond yang terus bersinar seiring berjalannya waktu. Three angel diamond tersebut adalah kawah ijen, plengkung dan sukamade yang ketiganya memiliki keunikan dan keindahan masing-masing. Disebut sebagai three angel diamond karena, jika ditarik garis lurus dari ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini menjadi sebuah kebanggaan dan layak menjadi destinasi utama ketika berkunjung ke Banyuwangi. Kawah Ijen dengan kawah belerang yang misterius serta blue fire yang hanya bisa dijumpai di dua tempat di dunia ini dan salah satunya ada di Kawah Ijen.  Pantai Plengkung dengan ombak yang dahsyat dan memukau yang disukai para surfer mancanegara serta pantai Sukamade yang menawarkan penyunya yang atraktif. Saat ini Banyuwangi mulai mengembangkan wisata lain untuk terus diperkenalkan ke mata dunia. Baru-baru ini telah diadakan kompetisi surfing internasional di Pulau Merah. Hal ini tentu semakin mengangkat nama Banyuwangi sebagai tujuan destinasi para traveler.
Banyaknya destinasi wisata khususnya alam yang indah membuat para traveler seakan berlomba untuk mengunjunginya. Hal ini berbanding lurus dengan fenomena saat ini yang menjadikan travelling sebagai gaya hidup yang banyak digandrungi banyak orang khususnya oleh anak muda. Mengunjungi suatu tempat merupakan sebuah  kebanggaan bagi mereka yang akhirnya menyebut dirinya sebagai seorang traveler. Banyaknya orang yang meminati gaya hidup ini, akhirnya menjadi peluang bisnis bagi sebagian orang untuk berlomba-lomba membuat sebuah agen perjalanan wisata. Agen wisata berupaya untuk membuat paket perjalanan dengan destinasi yang menarik dan tentunya berimbas pada harga yang juga selangit. Harga merupakan kendala utama bagi para traveler yang notabene saat ini kebanyakan adalah anak muda yang lebih memilih bepergian dengan biaya yang sangat murah. Hal ini kemudian memunculkan sebuah gaya bepergian baru yang disebut sebagai Backpacker. Menjadi seorang backpacker tidak hanya bepergian dengan low budget saja, atau bepergian dengan menggunakan ransel. Menurut seorang backpaker,, backpacking adalah senang-senang, namun senang-senang yang menggunakan perencanaan, dan persiapan dari jauh-jauh hari sebelum berpetualang.
Fenomena ini seharusnya bisa dibaca sebagai sebuah peluang untuk bisa mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. Banyuwangi harus bisa melihat hal ini sebagai sebuah oase untuk meningkatkan kunjungan wisata ke semua destinasi yang ada di Banyuwangi. Didukung berkembangnya sosial media yang terus menjadi idola dari tahun ke tahun dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, harus menjadi alat untuk memajukan dan memperkenalkan Banyuwangi ke mata dunia. Sebut yang saat ini sedang berkembang adalah Couchsurfing.
Couchsurfing merupakan jaringan global bagi travelers yang ada di seluruh dunia. Couchsurfing didirikan oleh Casey Fenton, Daniel Hoffer, Sebastian Le Tuan dan Leonardo Bassani da Silveira pada tahun 2004. Saat ini, anggota Couchsurfer telah mencapai jutaan  97.000 kota di 207 negara. Couchsurfing bertujuan untuk berbagi kebudayaan, hospitality dan pengalaman otentik. Semua kegiatan Couchsurfing bersifat gratis. Kebanyakan dari surfers memberikan tanda terima kasih berupa hadiah kecil atau act of kindness sebagai balasan atas kesediaan host mengijinkan surfers untuk menginap di tempat tinggal host. Karena sistem Couchsurfing didasari oleh kepercayaan, website ini juga menyediakan wadah bagi surfers untuk memberikan komentar bagi tiap host. Hal ini bertujuan agar surfers lainnya dapat melihat rating seorang host berdasarkan pengalaman surfers yang pernah mengunjungi host tersebut. Di website Couchsurfing  mendorong para anggota untuk menuliskan secara detail referensi-referensi berkaitan dengan pengalaman mereka sehingga anggota lain mendapatkan informasi yang akurat sebelum menyetujui untuk menjadi host, surfers atau sekedar untuk bertemu.
Promosi melalui sosial media mungkin sudah digembar gemborkan sejak berkembangnya teknologi, namun tidak asal menggunakan sosial media. Promosi menggunakan sosial media tetap harus memperhatikan apa tujuan kita, siapa sasaran kita, dan bagaimana nantinya perkebangannya. Memanfaatkan sosial media Couchsurfing menjadi alternatif yang tepat untuk bisa menjaring travelers yang ada di seluruh dunia. Tentu selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana langkah awal untuk memulainya?. Langkah awal tentunya adalah menjadi member dari sosial media ini dengan login ke halaman coucsurfing.org. Pengoprasiannya pun sama dengan sosial media yang lainnya semacam facebook ataupun twitter, hanya saja khusus untuk memposting kegiatan travelling atau share sebuah destinasi. Selanjutnya adalah mengembangkan sebuah komunitas Couchsurfing di Banyuwangi dan secara aktif terus meng-update destinasi yang ada di Banyuwangi. Bergabung dalam Couchsurfing tidak harus bersedia menjadi host, kita juga bisa mencarikan penginapan untuk traveler dan menemani perjalanan wisatanya. Hal ini yang sangat menarik jika dilihat dengan keadaan yang ada di Banyuwangi sekarang. Apakah hal yang menarik itu?.

Pemerintah Kabupaten saat ini sedang mengembangkan pembangunan Dormitory house. Dormitory house merupakan sebuah konsep penginapan yang satu kamar terdiri atas tempat tidur bertingkat dan bisa ditempati oleh hingga 10 orang, dengan kamar mandi diluar. Konsep ini sangat disukai para backpacker. Pemerintah kabupaten Banyuwangi telah membuat sebuah gebrakan yang sangat luar biasa dalam dunia kepariwisataan. Hal ini tentu harus kita dukung semaksimal mungkin. Perkembangan sosial media mendukung dan perkembangan pembangunan di Banyuwangi juga mendukung. Sebagai masyarakat Banyuwangi khususnya generasi muda seharusnya juga bisa menjadikan ini sebagai sebuah ajang untuk berpikir kreatif serta ikut andil dalam mepromosikan wisata di Banyuwangi. Korelasinya, membuat komunitas travelers melalui couchsurfing, aktif memperkenalkan destinasi wisata dan didukung dengan pembangunan Dormitory house, maka saya yakin perkembangan wisata di Banyuwangi akan semakin maju. Banyuwangi akan semakin dikenal oleh dunia sebagi surge wisata. Membangun komunitas yang kuat, pembangunan wisata yang terus berkembang, trasnportasi yang terus ditambah dengan adanya bandara, serta konsep Banyuwangi Society yang mendukung perkembangan Tekknologi Informasi di Banyuwangi menjadikan semuanya perpaduan yang mantap untuk memajukan Pariwisata di Banyuwangi. Sedikit mengembangkan dari perkataan Bupati Banyuwangi, jika tidak ada yang memperkenalkan maka tidak ada yang tahu, tidak ada yang tahu maka tidak akan ada yang datang. Jika tidak ada yang datang, maka ekonomi kreatif Banyuwangi tak akan muncul.

The Golden Path : Primadona Baru Destinasi di Kabupaten Banyuwangi

Pariwisata merupakan industri yang tidak akan pernah ditinggalkan dan akan terus berkembang sepanjang waktu. Setiap daerah akan terus mengembangkan potensi pariwisatanya yang nantinya akan berimbas pada semua aspek terutama aspek ekonomi. Banyuwangi, sebagai kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Jawa Timur terus mengembangkan dan berbenah untuk memajukan bidang pariwisata. Memiliki jargon The Sunrise of Java, Banyuwangi mampu memperkenalkan tempat wisatanya ke mata dunia melalui berbagai event Internasional seperti  Banyuwangi Tour de Ijen, International Surfing Competition dan banyak event lain yang menarik yang dikemas dalam Banyuwangi Festival. Selain itu, Banyuwangi memiliki potensi wisata alam yang sangat luar biasa menakjubkan. Mulai dari garis pantai yang cantik hingga hutan dan gunung yang masih terjaga kealamiannya. Perpaduan itu sudah lama diwakilkan dengan istilah Triangle Diamond atau Segitiga Berlian yang meliputi Kawah ijen, Plengkung dan Sukamade. Dimana ketiganya jika ditarik sebuah garis akan membentuk sebuah segitiga.
Keindahan dari Segitiga Berlian sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Kawah ijen menawarkan keindahan kawah belerang yang indah serta keramahan penambang belerang yang dapat dijumpai selama pendakian. Hal lain yang juga tak kalah menarik adalah fenomena “Blue Fire” atau api biru yang merupakan satu-satunya di Indonesia, dan didunia hanya ada di dua tempat yaitu di Banyuwangi dan satu lagi berada di Islandia. Berikutnya yang merupakan turunan dari Segitiga Berlian adalah Plengkung atau juga biasa disebut sebagai G-land, yang terletak di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Plengkung sangat tersohor sebagai tempat berselancar terbaik di dunia, hingga para peselancar memberi julukan The Seven Giant Waves Wonder" pada tempat ini. Dan yang terakhir dari Segitiga Berlian adalah Sukamade, yang menawarkan pantai tenang dan pengalaman tak terlupakan melihat penyu mendarat dan bertelur malam hari.
            Sejatinya, tempat terindah lainnya yang ada di Banyuwangi juga memiliki kesempatan yang sama untuk dipromosikan atau diperkenalkan. Banyak tempat wisata alam lainnya yang tak kalah menarik dan masih alami. Penyebutan menggunakan istilah seperti Triangle Diamond sangatlah efektif untuk memudahkan tempat tersebut dikenal dan diingat. Sampai saat ini memang masih Triangle Diamond yang menjadi primadona. Melihat hal tersebut, tercetus sebuah ide untuk membuat istilah baru yang merangkum beberapa tempat wisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Berawal dari melihat potensi tempat ini yang bisa menjadi “Emas” Banyuwangi, dan posisi tempat wisata yang saat ini juga sedang dikembangkan, maka muncul istilah The Golden Path atau Jalur Emas. Apa saja yang berada pada Jalur Emas ini?, ada tiga tempat yang berada pada Jalur Emas ini yaitu: Bedul, Pulau Merah dan Teluk Hijau. Muncul ide untuk menyebutnya sebagai The Golden Path atau Jalur Emas, karena ketiganya berada pada satu jalur lurus ketika ditarik sebuah garis. Sedangkan Emas, berfilosofi bahwa ketiga tempat ini sangat seperti sebuah perhiasan yang mewah dan menawarkan keindahan yang sangat mahal seperti emas dan jika dikembangkan bisa menjadi “Emas” bagi Banyuwangi.
Sekarang mari kita bahas satu persatu potensi wisat dari The Golden Path ini. Bedul, yang merupakan kawasan hutan mangrove yang terbesar di Pulau Jawa menyimpan ke-exotic-kan yang akan memanjakan mata para pengunjung. Tempat wisata Mangrove Bedul berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Tempat ini menyuguhkan pemandangan hutan mangrove yang mengelilingi segara anakan, dan diperkirakan kurang lebih terdapat 27 jenis mangrove di tempat ini. Segara anakan merupakan muara sungai yang menghubungkan dengan laut selatan. Ketika mengunjungi tempat ini, kita akan disuguhkan dengan jutaan pohon mangrove yang menyebar di area seluas ribuan hektare.  Selain menikmati mangrove, wisatawan juga bisa menikmati keindahan laut selatan dengan sebelumnya berjalan menembus hutan sepanjang 800 meter. Untuk menuju ke laut selatan, wisatawan bisa menggunakan perahu yang memang disediakan untuk para pengunjung. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan istilah 'gondang-gandung'. Wisatawan akan dikenakan tarif perahu Rp 5.000 per orang untuk mencapai antar dermaga. Dermaga bagian selatan terhubung dengan hutan TNAP, dan wisatawan bisa berjalan membelah hutan untuk mencapai laut selatan. 
Pilihan lain untuk menikmati tempat ini adalah dengan berkeliling ke segara anakn dan mengunjungi tempat-tempat seperti Kere, Cungur dan Ngagelan. Selain menyusui hutan mangrove dan menikmati fauna yang ada didalamnya, wisatawan juga dapat bertemu dan melihat langsung nelayan tradisional yang sedang beraktivitas di area tersebut. Pengalaman wisata yang sangat unik dan berbeda pastinya ketika berkunjung ke wisata mangrove Bedul. Puas berkeliling, wisatawan dapat menikmati kuliner khas Bedul yaitu berupa olahan ikan Bedul yang berada d warung-warung sekitar dermaga. Jika terus dikembangkan menjadi sebuah kawasan Ekowisata, maka Bedul akan menjadi “Emas” bagi Banyuwangi.
Jalur emas yang berikutnya adalah Pulau Merah atau juga disebut sebagai Red Island. Pantai ini semakin popular dan banyak diperbincangkan setelah diadakan International Surfing Competition di tempat ini. Ombak di Pulau Merah memang sangat cocok untuk peselancar khususnya bagi para pemula. Terletak 80 km dari pusat kota Banyuwangi, tempat ini menawarkan keindahan pantai dengan pasirnya yang putih dan bukit setinggi 200 meter yang merupakan icon dari tempat ini yang sangat indah. Pulau yang berada di tengah laut tersebut memiliki tanah yang berwarna kemerahan seperti batu bata dan akan menyatu dengan darat ketika air laut surut. Banyak yang mengatakan ombak di pantai ini mirip seperti Pantai Kuta di Bali, bahkan di Pulau Merah dikatakan lebih menarik. Saat ini kawasan ini memang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu tujuan wisata yang wajib dikunjungi ketika berada di Banyuwangi. Tentu tidak berlebihan jika Pulau Merah kita sebut sebagai “Emas” Banyuwangi dan disebut sebagai salah satu The Golden Path.
Tempat terakhir yang merupakan The Golden Path atau Jalur Emas adalah Teluk Hijau atau lebih popular dengan sebutan Green Bay yang berada di Kecamatan Pesanggaran.  Teluk hijau masuk dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang merupakan “Emas” tersembunyi di Banyuwangi. Untuk menuju ke tempat ini memang diperlukan perjuangan yang akan menantang adrenalin, karena harus berjalan melewati bukit.  Sebuah jalan setapak dan curam berbatu serta melewati rimbunya pepohonan yang besar-besar, akan menemani ketika menuju Green Bay.  Keunikan dari tempat ini adalah pasirnya yang putih dan bersih serta menawarkan sensai yang sangat lembut dan empuk ketika menyentuh kaki. Keindahan panorama pantainya tentu tidak bisa diragukan lagi. Menawarkan warna air laut yang kehijauan dan ombak yang tenang, menjadikan tempat ini sangat nyaman untuk berenang atau sekedar bermain air. Disudut ujung, terdapat air terjun dengan debit sedang yang juga dapat dinikmati setelah bermain air laut. Sebuah paket lengkap ketika kita mengunjungi tempat ini, laut jernih dan tenang, pasir putih yang halus, dan air terjun yang bisa dinikmati. Pengalaman berkunjung ke Green Bay akan melekat menjadi sebuah kenangan yang akan membuat ketagihan.

Sebuah kewajaran ketika ketiga tempat tersebut akhirnya disebut sebagai The Golden Path atau jalur emas. Selain ketiganya mudah dijangkau dan bisa dikunjungi dalam satu waktu karena beraa dalam satu garis lurus, ketiganya juga memiliki keunikan dan keindahan yang ditawarkan. Pengelolaan yang baik dan promosi yang terus dilakukan akan menjadikan tempat tersebut sebagai “Emas” Kabupaten Banyuwangi. The Golden Path akan menjadi sebuah primadona baru destinasi di Banyuwangi setelah Triangle Diamond

Minggu, 14 Juli 2013

Goa Tetes : Setiap Tetes adalah Keindahan


Tempat yang saya kunjungi kali ini bisa dikatakan sangat menakjubkan, perpaduan antara goa dan air terjun. Saya juga bingung harus mengatakan yang mana, apakah goa? Apakah air terjun?..aah..tapi untung saya tidak sampai dibuat galau akut gara-gara tempat ini..hehe. Nah..dari perpaduan itulah akhirnya mungkin masyarakat  di Lumajang menamainya dengan sebutan Goa Tetes. Yaps...Goa dengan jumlah banyak yang terselip di tebing-tebing yang sangat tinggi dikombinasikan dengan air yang terus mengalir dari atas tebing hingga dasar...damn! its so exotic bray...
Fokus pada tebing ma air terjun aja ya ngeliatnya...
soalnya sama exoticnya dengan orangnya.. :p
Untuk menjelajah tiap tebing dan goa-goa yang ada disini, pastinya harus siap untuk basah-basahan..dan ketika sudah basah kamu akan merasa lebih sexy..hehe. Dengan harga tiket masuk sebesar 3rb rupiah saja, kita sudah bisa memasuki kawasan ini. Sepanjang perjalanan menuju tebing, siapin diri kamu untuk menjajaki setiap jalan setapak dan anak tangga yang cukup menguras tenaga. Belum lagi jalanan yang cukup licin, harus membuat kita waspada dan hati-hati. Karena kalau tidak hati-hati, kamu bisa terpeleset seperti yang saya alami...(bluuug!! Bokong sakiittt meeenn..!). And here we goooo..setelah khatam melewati anak tangga kita akan disuguhi dengan  tebing yang sudah siap untuk digagahi  tanpa pengaman..*eh*salahfocus*. 
Tuuh...liat diatas sana ada orang kan?
gk boong kan kalo harus manjat tebing nggak pakek pengaman :D

Eits...tapi beneran tanpa pengamanan apapun lo...kita harus memanjat tebing dengan aliran air yang sangat deras. Ketika memanjat pastikan memilih pijakan yang dilalui air karena disitu teksture nya lebih kasar dan tidak berlumut, jadi lebih aman. Banyak goa-goa yang bisa disinggahi dan air terjun yang bisa dinikmati sepanjang pemanjatan sampai paling puncak dan ujung. Eits...ada nih salah satu venue yang bagus..yaitu goa yang didalamnya mengalir air terjun dan ada pancaran sinar matahari dari lubang atasny...alamaak...romantika diamor suasananya...(semoga nggak bingung dengan kata romantika diamor..xixi).  Tapi, untuk menuju kesana, kita harus masuk melalui lubang goa yang sangat sempit dan langsung disuguhkan dengan kolam air yang cukup dingin. Setelah berenang sebentar, barulah bisa sampai di venue tersebut. Namun sayang sekali, pas ada di venue ini kamera sudah mati semua kehabisan batrai...(aaah...pasti bakalan ada yang bilang no pic=hoax >.< ).  
Sudah puas menjelajahi semua goad an memanjat semua tebing, saatnya kita turuuuuun....Oh No!..ternyata turun lebih susah dari pada memanjat!, berbanding lurus lah ya nurunin berat badan lebih susah ketimbang naikinnya *eh.  Anyway, perjalanan kali ini sangat menyenangkan dan mata sudah segar dengan pemandangan alam yang luar biasa dan pemandangan cewek-cewek yang sedah kebasahan...LOL :p. 

Basssaaaah....jadi ngerasa sexy..LOL *dilempari sandal*

Ini beberapa venue favorit saya....gilaaak...kereeen meen...!

Selasa, 25 Juni 2013

Karimun Jawa: Surganya Jawa

Bertepatan dengan liburan smester genap, saya berkesempatan untuk berkunjung ke Karimun Jawa  yang termasuk  wilayah Kabupaten Jepara bersama dengan empat teman saya yang lainnya. Dua bulan sebelumnya, kami sudah memesan travel agent untuk ikut tour ke Karimun Jawa dengan harga 500 rb dengan waktu 4 hari 3 malam. Perjalanan diawali dari Malang menuju Surabaya dengan menggunakan Bus Patas dengan harga 23rb rupiah, dari Surabaya dilanjutkan dengan Bus jurusan ke Jepara.  Menurut infromasi yang didapat Bus menuju ke Jepara hanya ada 3 armada, dan jadwal malam ini yang terkahir adalah pada pukul 20.00 wib dengan harga tiket 75rb rupiah. Selama perjalanan di Jepara, kita akan berhenti di Tuban untuk menikmati fasilitas makan gratis dengan menukarkan tiket Bus yang sudah kita beli. Sampai di Terminal Jepara pukul 04.30, dan saya pun memanfaatkan mushola yang tidak jauh dari terminal untuk sholat dan membersihkan diri. Untuk sampai di tempat awal perjalanan yaitu Pelabuhan Kartini, dari terminal bisa menggunakan Becak dengan membayar ongkos 10-15rb, tergantung seberapa pintar kita menawar. Di pelabuhan Kartini, kami sudah ditunggu oleh pemandu wisata dan peserta tour yang lain, dan jam masih menunjukkan pukul 05.30, kami pun akhirnya memesan makanan untuk mengisi perut sebelum melakukan penyebrangan dengan kapal. Sebagai informasi, disekitar pelabuhan banyak warung-warung makan yang menyediakan makanan dengan harga yang bisa dijangkau yaitu 10-15rb rupiah per porsi tergantung dari menu yang dipesan.

Kapal Muria akan berangkat pada pukul 09.00, namun jika kapal sudah penuh maka akan dipercepat pada pukul 08.00. dan kebetulan kapal yang kami tumpangi hari ini berangkat pada Pukul 08.00. jika ikut travel agent, maka tiket kapal sudah termasuk. Namun, jika bepergian sendiri, maka tiket Kapal Muria adalah sebesar 28.500 rupiah. Dengan kapal Muria, perjalanan ditempuh dengan waktu sekitar 6 jam. Sebenarnya ada kapal Expres yang lebih cepat dengan waktu tempuh hanya sekitar 2 jam, namun paket wisata yang saya pilih adalah dengan kapal Muria dan sampai di Karimun Jawa pada pukul 14.30 wib.
And...welcome to the Paradise Island...

Salah satu sudut Pulau Karimun Jawa

Ikan Badut a.k.a Nemo

Pasir putih yang lembut dan ombak yang manja


Snorkling...melihat keindahan dan keeksotisan bawah laut, ngepasir pantai...berguling dipasir putih dan menikmati setiap halus butirnya, ngesinar matahari yang hangat, dan ada juga edisi ngebakar ikan di pinggir pantai, serta Ngesunset yang sangat cantik dan romatik. Banyak pulau-pulau kecil yang dikunjungi, diantaranya Pulau kecil, pulau tengah, pulau gosong yang hanya berukuran 5x8 m, serta pulau cemara besar. Dan semuanya memiliki keindahan yang luar biasa, serta keindahan bawah laut yang sangat cantik dan mempesona. Bagi yang ingin menguji adrenalinnya, bisa berenang bersama Hiu di penangkaran yang ada di Pulau Karimun. 

Eksotiknya bawah laut

Berenang bersama Hiu niih....

Untuk mengisi malam, saya pun dengan teman saya berjalan-jalan di alun-alun Karimun Jawa yang tidak jauh dengan dermaga untuk berkuliner jagung bakar, aneka seafood, dan kelapa muda bakar.  Sungguh perjalanan yang luar biasa..Ahh...someday smoga bisa balik lagi ke pulau ini...


Sunset di Dermaga Karimun Jawa

Lokasi ini di ujung Pulau Karimun Jawa

Bersama Joni, my travelmate

Cheeersss...didalam laut :)




Rabu, 27 Februari 2013

X-Badeng Adventure: Adrenalin dalam sebuah Ban


Mengisi liburan terkadang tidak harus dengan melancong keluar kota atau ke tempat wisata dengan permainan-permainan yang canggih. Mencoba kembali alam dan menyiapkan adrenalin ternyata cukup ampuh untuk me-refresh otak dari rasa penat kesibukan kuliah dan juga kerja. Dengan berbekal hal itu, saya beberapa teman dari Paguyuban Jebeng Thulik menjajal keberanian untuk menyusuri sungai Badeng dengan menggunakan Ban. Yaps..arung jeram dengan menggunakan Ban atau yang lebih dikenal dengan Tubing ini berada di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi. Tempat yang lebih populer dengan nama X-Badeng Adventure ini, akan menguji adrenalin kita dengan menyusuri Kali Badeng (read:Sugai Badeng). Kali Badeng ini memang terkenal dengan arusnya yang deras dan airnya yang segar serta dingin, karena memang kecamatan songgon berada di lokasi yang lumayan tinggi. Tempat wisata ini pun terbilang baru, masih sekitar satu tahunan dikelola.  Untuk menuju tempat ini, bisa dengan menggunakan kendaraan pribadi motor atau mobil. Jika dengan kendaraan umum dan anda dari arah Banyuwangi Kota, maka anda harus naik angkot dari pertigaan kantor pos rogojampi untuk menuju ke Songgon, kemudian turun pasar songgon dan selanjutnya bisa naik ojek.  Jika anda dari Kecamatan Genteng, maka anda harus berhenti di pertigaan pasar Gendoh dan naik angkot jurusan Sragi.

Bersama teman-teman dari Pagutuban Jebeng Thulik
Sampai di lokasi, kami pun segera bertransaksi dengan pengelola X-Badeng Adventure dan memilih jalur tubing extreme 2 dengan jarak tempuh kurang lebih 3,5 km dengan estimasi waktu 1,5 jam. Ada dua jalur yang ditawarkan, yaitu Extreme Satu dan Extreme Dua. Extreme Satu dengan jarak kurang lebih 6-7 km dan waktu tempuh 3-4 jam. Karena masih pemula, maka saya dan teman-teman memilih jalur Extreme Dua dengan harga IDR 40 dan tambahan IDR 5 untuk foto. Setelah memasang semua perlengkapan pengaman, saya dan teman-teman Jebeng Thulik menuju ke start arung jeram dengan menggunakan mobil pick up. Dan amazing...pemandangan yang ditawarkan selama perjalanan menuju start sangat luar biasa indahnya. Hutan pinus yang menghijau serta udaranya yang sangat sejuk membuat perjalanan menjadi sangat menyenangkan.

Perjalanan menuju start dengan pemandangan hutan yang indah
Sampai di start, dilakukan briefing serta pengenalan medan yang akan ditempuh, selanjutnya dilakukan pemanasan  dengan olahraga ringan dan berdoa. Guys....ambil Ban kalian satu persatu....dan klik! Berfoto terlebih dahulu dengan Ban atau Tubing masing-masing..dan inilaaah saatnya petualangan itu dimulai. Satu persatu mulai mencemplungkan diri ke Sungai Badeng dengan Tubingnya...dan meluncuuuurrrr......


Pemanasan dan briefing sebelum meluncurrrr...
Ini sangat seru dan menegangkan, dimana kita harus bertanggung jawab mengontrol laju bergeraknya tubing kita masing-masing bukan dalam sebuah tim selayaknya arung jeram dengan menggunakan perahu karet.  Arus Sungai Badeng yang deras sempat membuat saya beberapa kali terbawa arus dan lepas dari tubing. Tapi, jangan khawatir anda akan tetap aman, karena sudah ada petugas yang siap siaga menolong anda ketika anda terbawa arus. Namun, menurut saya, ketika kita terbawa arus atau jatuh dari tubing, itulah hal yang sangat menyenangkan..hehehe. Di tengah perjalanan, terdapat sebuah Dam Sungai dengan ketinggian kurang lebih 2 meter, dan kita akan meluncur dengan menggunakan tubing masing-masing. Dengan bantuan petugas, satu persatu akan diluncurkan dari atas Dam menuju dasar...daaan...lets go...teriaklaaahh....!!!!


Meluncuuurrr,...
Jatuh itu malah bikin seruuuu..hehehe
Arus Sungai Badeng yang menjadi jarur arung memang menantang

Sepanjang perjalanan menyusuri Sungai pemandangan yang ditawarkan pun sangat indah, mulai dari persawahan, perkebunan, tebing, hingga bebatuan yang luar biasa. Perjalanan pun diakhiri dengan makan bersama yang sudah disediakan oleh pengelola X-Badeng Adventure. Ingin merasakan sensasinya? Anda bisa langsung menuju ke X-Badeng Adventure yang berada di Kecamatan Songgon Kabupaten Banyuwangi dan bisa menghubungi pengelola terlebih dahulu CP Yusuf 085259077923 – 085236034505. 



Kamis, 21 Februari 2013

Nasi Goreng Pedas Jumbo: Nikmati langsung dari penggorenganya!


Sebagai seorang anak kos mendapatkan tempat warung makan yang murah itu bagai menemukan surga dunia kali ya..hehehe. Apalagi ditunjang dengan makanan yang enak serta tempat yang nyaman Mungkin itu sedikit ilustrasi mengenai tempat makan yang baru saja saya kunjungi. Yap..Murah, Enak dan Nyaman menikmati kuliner saya dapatkan di tempat makan “Pedas Jumbo”. Tempat makan ini kebetulan juga berada tidak jauh dari tempat saya ngekos, yaitu berada di Jalan Galunggung. Untuk menemukan tempat makan ini juga tidak begitu susah, dari perempatan trafict light Galunggung jika anda dari arah tidar, maka ambil arah ke kanan, dan tempat makan ini tepat berada di depan Ikan Bakar Galunggung. Saya menemukan tempat ini berbekal informasi dari teman saya Rusdi yang ternyata juga belum pernah kesana tapi sudah mengetahui infonya dari twitter. Akhirnya sore harinya saya dan Rusdi mencari lokasi tempat makan ini dan menemukannya dengan cepat. Ada yang menarik dari tempat makan ini, ketika kita datang pada saat gerimis maka akan mendapatkan diskon sebesar 10% dan diskon 20 % untuk hujan yang deras..dan saya pun sempat nyeletuk ke pelayannya “gimana kalau hujan badai campur petir dan bajir mas? Berapa diskon?”..hehehe. Selain penawaran diskon yang menarik, menu yang ditawarkan tidak kalah menarik. Dan yang membuat saya dan teman saya cukup  heran adalah Nasi Goreng Pedas Jumbo dengan harga IDR 35 yang disajikan langsung lengkap dengan wajan (penggorengan). Woouuw...cukup unik dan menarik untuk dicoba. Tapi nasi goreng ini untuk porsi 5 orang, nah karena saya hanya berdua dengan teman saya maka kami pun memutuskan untuk memesan yang porsi satu piring.

Meskipun edisi dalam piring tetap saja porsi jumbo...mantaaaap!
Meskipun dengan piring, porsi tetap Jumbo lo..dengan harga IDR 10. Selain itu saya juga mencoba menu yang lainnya, Mie Goreng (IDR 10), Mie Ijo (IDR 7), Lele Saus Tiram yang isinya dua ekor lele (IDR 8), Jamur Saus Tiram (IDR 5), Cah Kangkung Terasi (IDR 2,5) dan tak ketinggalan Nasi Putih (IDR 2,5) . Maaf kalo menunya kebanyakan yang dipesan..soalnya lagi laperrr..hehehe. Setelah hanya nunggu beberapa menit, semua makanan yang kami pesan pun sudah dihidangkan dimeja. Ooh..satu lagi semua makanan disini memiliki level kepedasan, jadi pasti nanti akan ditawari mau level berapa, dari level 1 yang berjumlah 5 biji cabe sampai ada level yang pake 25 cabe...wuuiss kebayang pedesnya. Karena ini masih mencoba, saya dan teman saya mencoba yang level 1 dulu...hehe. Tak sabar menikmati semua menu yang dipesan, satu persatu semua makanan kami coba..dan rasanya pun mantaaappp....Dari segi rasa, nasi goreng Pedas Jumbo sangat pas mulai dari bawang, rasa cabenya dan sausnya semuanya menjadi kombinasi yang yummy dilidah. Yang nggak kalah nikmat adalah Jamur Saus Tiramnya..yang saat itu saya memilih saus pedas manis. Dengan sausnya yang kental dan potongan cabe yang menambah selera, menu ini menjadi menu pertama yang kami habiskan..hehe.

Mie Ijo nya juga mantap...ini yang level satu saja..hehhehe
Dan makanan-makanan ini hanya dihabiskan oleh dua orang saja... :p
Selesai menyantap pun kami sempat diajak ngobrol dengan pelayan yang ada disitu yang bernama Dani. Dia pun menjelaskan dengan menarik mengenai manfaat cabe untuk awet muda dan menu-menu yang ada di Pedas Jumbo ini. Kenyang dan Senang..itulah komentar setelah menyantap semua makanan di Warung Pedas Jumbo ini. So, buat kamu yang pengen kuliner enak, Murah dan Nyaman wajib mengunjungi tempat makan ini yang sudah buka mulai jam 7 pagi dengan menghadirkan free WiFi disana.

Suasana tempat makan yang nyaman :)











Senin, 11 Februari 2013

Green Bay: Never Say GoodBye!

Mendengar kata Teluk  Hijau  atau Green Bay mungkin bagi sebagian orang masih terlihat asing, dan masih banyak juga yang belum pernah berkunjung kesana. Medan yang cukup menantang mungkin salah satu yang menjadi alasan tempat ini jarang dikunjungi. Berada di kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang berada di Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi, namun secara pengelolaan berada di Kabupaten Jember, teluk hijau seakan memiliki magnet yang luar biasa untuk dikunjungi. Jarak rumah saya ke kecamatan Pesanggaran sangat jauh, membutuhkan waktu sekitar 2 jam untuk menuju kesana. Saya berangkat dari rumah pukul 05.00 WIB, sengaja saya berangkat pagi supaya sampai di lokasi tidak terlalu siang. Saya menjemput teman-teman saya di Kecamatan Muncar yang sudah berkumpul sejak semalam. Kami berangkat dari Kecamatan Muncar sekitar pukul 08.00 WIB seusai sarapan pagi. Sekedar tips, jika perlu bawalah bekal snack dan makan siang, karena di Teluk Hijau tidak ada warung ataupun took apalagi indomart atau alfamart (hehehe).Berjumlah lima orang, kamipun menempuh perjalanan dengan menggunakan motor ke Kecamatan Pesanggaran dengan melalui beberapa kecamatan seperti kecamatan Purwoharjo dan Kecamatan Tegaldlimo. Ketika tiba di kecamatan Pesanggaran, akan langsung menuju Desa Sarongan dan akan melewati beberapa perkebunan yang pastinya menyajikan pemandangan yang luar biasa indahnya. Sampai di Rajegwesi, sudah terlihat gapura selamat datang di Taman Nasional Meru Betiri. Saya dan teman-teman pun berhenti di pos penjaga untuk melapor dan membayar tiket masuk kawasan Taman Nasional. Harga tiket masuk kawasan adalah Rp.2500 dan harga untuk Motor yang masuk sebesar Rp.3000 saja. Di pos penjaga ini juga sudah terpampang daftar tariff masuk untuk berbagai keperluan seperti penelitian atau wisata alam. Di Taman Nasional Meru Betiri ini sebenarnya banyak yang bisa dikunjungi, yaitu seperti Pantai Rajegwesi dan Pantai Sukomade yang tersohor dengan penangkaran Penyu Hijaunya. Setelah membayar tiket, saya dan ke empat teman saya melanjutkan perjalanan untuk menuju ke teluk. setelah melewati pintu masuk, pemandangan sudah berbeda karena ini sudah mulai memasuki hutan. Sampai di jalan pertigaan, anda akan menemui rumah-rumah penduduk. Jika perjalanan lurus maka akan menuju pantai Rajegwesi, namun untuk menuju teluk hijau ambilah jalur ke kanan. Di pertigaan ini merupakan satu-satunya pemukiman penduduk, jika ingin menitipkan motor sebaiknya disekitar rumah penduduk ini karena dikawasan selanjutnya tidak tersedia tempat parkir. Namun,kami memilih tetap menggunakan motor dengan menempuh jarak sekitar 2 KM dengan jalan bebatuan dan hutan.  Disepanjang jalan saya menemui beberapa tempat yang menjadi refrensi untuk dikunjungi yaitu habitat Raflesia endemik Taman Nasional Meru Betiri dan Bunker Jepang dengan goa-goa bersejarah. Setelah sekitar 30 menit menyusuri jalan bebatuan, kami sampai di bukit  dan ada sebuah pondok kecil disitu. Naah...ternyata disinilah awal perjalanan kita untuk mencari Teluk Hijau. Seperti yang saya kemukakan diawal, disini tidak tersedia jasa parkir, jd motor kami parkir di pondok kecil itu. Namun, jangan khawatir di tempat ini relatif aman.  Perjalanan mencari si Teluk pun diawali dengan naik ke bukit dengan kecuraman hampir 90 derajat dan hanya terdapat jalan setapak untuk satu orang saja. Meskipun jalan yang ditempuh cukup menantang, namun mata akan tetap dimanjakan dengan panorama laut dan tebing dari ketinggian..sumpaaah..indah banget.

Keindahan yang bisa dinikmati dari atas bukit...so beautiful!
Setelah 30 menit menyusuri tebing kita akan turun dari tebing dan bertemu dengan pantai dengan pinggiran bebatuan bukan pasir. Ada yang unik dari pantai yang dikenal sebagai batu permintaan ini, disini akan terdengar suara gemuruh seperti petir. Suara ini ditimbulkan karena adanya runtuhan bebatuan yang dibawa ombak. Setelah melewati pantai batu permintaan ini, kita akan memasuki hutan lagi. Hanya lima menit saja, maka....wooouwwww..kaki akan menginjakkan di pasir putih yang lembut dan empuk. Ketika kaki saya mengijakkan di pasir itu, serasa menginjak sebuah lembaran kasur. Tidak itu saja, ada tebing-tebing yang berdiri kokoh dan disasarnya sebuah laut dengan ombak dan buih yang lembut berwarna hijau. “Guys...Welcome To The Green Bay!”.
Setelah melewati bukit dan hutan...inilah ganjarannya!!

Air terjun dipinggir Teluk..amaziiiing!
Tanpa basa basi..saya dan teman-teman berlari menyusuri pasir puith dan menjeburkan diri kedalam laut jernih dan berwarna hijau. Sungguh luar biasa ciptaan Tuhan menciptakan tempat seperti ini. Kombinasi yang sangat cantik, pasir putih, tebing hitam, dan air laut jernih berwarna hijau. Bukan hanya itu saja, dipinggir teluk ini juga terdapat aliran air terjun yang tidak kalah cantik. Benar-benar kombinasi yang sangat sempurna. Seakan tak peduli matahari yang ketika itu sedang terik-teriknya saya pun memeuaskan diri berenang, berendam dan terjun dari tebing-tebing kecil yang ada disekitar pantai. Aaah..benar-benar pengalaman dan tempat yang indah. Ketika sudah puas, pukul 13.00 saya dan teman-teman bergegas meninggalkan tempat ini untuk kembali pulang. Dan tidak lupa pastinya untuk selalu menjaga kebersihan pantai yang masih perawan ini dengan membawa sampah-sampah plastik yang dapat mencemari tempat ini. Hmm..berat rasanya untuk meninggalkan tempat yang indah ini...Green Bay, Never say Goodbye.
Perpaduan yang luar biasa: tebing,pasir, pepohonan dan air laut





Minggu, 10 Februari 2013

Kawah Ijen: Antara Ke-Eksotisan dan Keramahan

Sebenarnya sedikit malu ketika mau menulis artikel ini. Kenapa saya mengatakan begitu? Karena tulisan ini berisi tentang keindahan Kawah Ijen. Trus?, naah..Kawah Ijen itu merupakan salah satu objek wisata yang menjadi kebanggaan Kabupaten Banyuwangi. Lalu? Yaa..saya yang dari bayi terlahir di Banyuwangi baru sekarang ini bisa mengunjungi tempat yang ternyata luar biasa indahnya. Kawah Ijen merupakan salah satu Segitiga Berlian di Banyuwangi sedangkan yang dua lainnya adalah Sukamade dan Plengkung. Ketika akhir tahun 2012 kmaren, kawah ijen mulai kembali banyak dikunjungi oleh wisatawan, salah satunya saya dan ke-6 teman saya. Dengan menggunakan mobil, kai menuju ke lokasi kawah ijen. Perjalanan dimulai pukul 04.00 WIB dari Banyuwangi kota dan menuju ke Paltuding. Paltuding merupakan tempat awal pendakian, dimana para pendaki yang membawa kendaraan bisa diparkir ditempat ini. Di Paltuding terdapat fasilitas tempat peristirahatan, toilet, tempat parkir, penginapan hingga warung-warung kecil yang menjual beberapa makanan. Awalnya, saya dan teman-teman berencana untuk berangkat mendaki lebih pagi yaitu sekitar pukul 00.00 WIB, alasannya kami ingin melihat langsung Blue Fire, yaitu berupa api biru dari kawah yang digadang-gadang hanya ada dua di dunia ini. Namun niat itu kami urungkan karena kondisi cuaca pada saat itu masih hujan. Sampai di Paltuding, kami memarkir mobil dan membayar biaya untuk jasa parkir sebesar 2ribu rupiah, dan kami memulai pendakian pada pukul 05.00 WIB. Udara saat itu tidak terlalu dingin dan juga tidak begitu berkabut. Banyak yang akan melakukan pendakian saat itu, namun juga tidak sedikit yang sudah turun dari kawah. Selama pendakian menuju kawah, kita akan disuguhi dengan pemandangan bukit dan pegunungan yang sangat cantik. Ketika menjelang pagi, kita juga akan bertemu dengan para penambang belerang yang lalu lalang. Jangan  sungkan untuk menebar senyum dan sapa kepada para penambang yang berpapasan dengan kita, karena keramahan para penambang-penambang di Ijen ini sangat luar biasa.

Aktivitas penambangan Belerang di Kawah Ijen
Jangan sungkan untuk menyapa dan tersenyum
kepada para penambang yang ramah-ramah ini :)

Track yang dilalui untuk menuju kawah bisa dibilang cukup mudah, namun ada beberapa jalan yang memang lumayan menanjak dan berliku, sehingga membutuhkan tenaga ekstra untuk menaikinya. Jika para pendaki merasa ingin membuang hajat, disepanjang track ada tempat-tempat khusus yang digunakan sebagai toilet. Tapi jangan membayangkan sebuah bangunan kecil lengkap dengan wc, disitu hanya ada semak-semak untuk berlindung menutupi diri ketika membuang hajat..hehehe.  Setelah kurang lebih satu  setengah jam berjalan, kita akan sampai di pos penimbangan belerang. Di pos ini, pendaki bisa berisitirahat dengan membeli segelas teh hangat dan juga mie instan dengan harga 8 ribu rupiah saja.  Sambil beristirahat untuk menuju track berikutnya, saya melihat para penambang yang sedang sibuk menimbang hasil belerangnya dan kemudian dibawa turun kebawah.  Dari pos ini untuk menuju kawah kurang lebih membutuhkan waktu 30 menitan lagi, dan tidak perlu khawatir karena pemandangan yang disajikan sangat luar biasa yaitu perbukitan dan lereng gunung yang hijau  membentang didepan mata kita.
Tempat penimbangan Belerangyang bisa digunakan
untuk beristirahat sejenak.

Dan setelah setengah jam berjalan diselingi dengan foto-foto, akhirnya...taraaaaaaaa....sampai juga di kawah yang termahsyur itu. Sedikit rasa menyesal pada diri saya, kenapa baru sekarang saya berdiri di sini?...aah...tapi yang penting saat ini saya sudah bisa melihat salah satu dari segitiga berlian ini.  Sangat beruntung, ketika sampai di kawah cuaca sangat cerah sehingga kawah yang berwarna biru atau mungkin lebih ke warna toska sangat jelas terlihat.


Wonderfull Ijen!

Memang luar biasa sekali Kawah Ijen, tidak salah saat saya kesana banyak wisatawan dalam dan luar negeri yang juga berkunjung kesana. Keindahan dan ke-eksotikan kawah ijen tidak akan terlupakan dan tidak akan membuat bosa mata untuk memandang. Jika anda berani, bisa turun kebawah ke bibir kawah dengan melewati tangga. Namun anda tetap harus hati-hati dan mau bergantian dengan penambang yang memang melakukan aktivitas penambangan disitu. Di bibir kawah anda bisa langsung menyaksikan para penambang yang sedang menambang belerang serta sekaligus bisa belajar mencetak belerang dengan bentuk-bentuk tertentu yang memang menjadi khas buah tangan dari kawah ijen. Harga belerang yang dibentuk dengan bentuk hewan, bunga, dan abstrak ini biasanya dihargai dari harga 5 ribu hingga 20 ribu rupiah. Puas menikmati keindahan kawah, saya dan teman-teman lainnya turun dengan ditemani sinar matahari yang mulai menghangat. Wonderfull Ijen! Itulah kata yang saya ucapkan ketika saya berpamitan dengan tempat ini.


Souvenir dari belerang yang bisa dibuat cinderamata