Jumat, 29 Agustus 2014

Inggil: Makan di Jaman Tempoe Doeloe


Bosan dengan tempat makan yang biasa-biasa saja?, mungkin tempat makan yang satu ini bisa menjadi alternatif untuk memanjakan perut sekaligus mengenang tempo dulu. Yaps, Rumah Makan Inggil  yang terletak di Jalan Gadjah Mada No. 4 Malang (Belakang Wali Kota Malang) menyajikan suasana tempat makan yang berbeda. Rumah makan yang bergaya tempo dulu ini memadukan antara tempat makan dan museum. Ketika berkunjung ke rumah makan ini, di depan kita akan langsung disambut dengan ruangan dan lorong yang bergaya tempo dulu dengan barang-barang antik yang tertata rapi. 

Lorong depan menuju tempat makan,
dinding dihiasi dengan foto-foto tempo dulu
Radio Antik yang berjejer rapi 
Di sisi kanan pintu masuk, terdapat ruangan yang juga difungsikan sebagai tempat makan namun di tata mirip seperti ruang rapat jaman dulu. Ketika masuk ruangan ini, saya berasa akan rapat untuk merumuskan kemerdekaan Republik Indonesia. Hampir di semua dinding di rumah makan ini juga dihiasi dengan foto-foto kota Malang tempo dulu, poster iklan jaman dulu, serta gambaran-gambaran peristiwa bersejarah baik yang terjadi di Kota Malang maupun di Indonesia pada umumnya. Barang-barang antik pun berjejer rapi di rumah makan ini seperti radio, telepon, sampai ada mesin kriting jaman dulu.

Ruang makan yang disetting seolah ruang pertemuan 
Setelah melewati lorong yang di pintu depan, kita akan disambut dengan puluhan topeng malangan yang dipajang dengan apik dan suasana ruang makan yang luas dibuat lesehan dan lengkap dengan panggung atraksi di bagian belakang. Panggung ini digunakan untuk hiburan yang slalu diselenggarakan ketika pukul 19.00. Menu yang disediakan di Rumah Makan Inggil adalah makanan khas Indonesia seperti, ayam bakar, urap-urap, ikan asin, pepes, aneka sambel, dan lain sebagainya. Minuman yang ditawarkan pun cukup variatif, ada es dawet, kunir asam, wedang jahe gula merah, dan lain sebagainya yang cukup menggoda. Saya pun segera memesan beberapa menu seperti tahu goreng, pepes ikan, urap-urap, sayur asam, ikan asin dan tak ketinggalan favorit saya yaitu pete goreng...hehehe. 


Menu makanan yang saya pesan, tak ketinggalan pete..hehe
Menikmati makanan favorit dengan suasana yang sangat exotic membuat selera makan saya meningkat. Selesai menikmati makanan, tentunya jangan lupa untuk membayar. Harga makanan di Rumah Makan Inggil ini masih aman di kantong, apalagi untuk saya yang masih anak kuliahan. Rata-rata harga makanan per item mulai dari 4rb rupiah saja. Di depan Rumah Makan terdapat toko souvenir yang bisa dikunjungi untuk membeli oleh-oleh khas Malang. Mau menikmati makanan enak sekaligus berkunjung ke Museum? Yuk..datang ke Rumah Makan Inggil. 

Ndeso..tapi enak!
Ini tempat pembayaran alias Kasir, unik bukan?
Puluhan Topeng Malangan yang disusun rapi
Poster iklan Jadul yang unik di dinding ruang makan
Tempat makan, ada yang lesehan ada yang di kursi
Panggung pertunjukan yang siap menghibur pengunjung ketika malam hari










Kamis, 28 Agustus 2014

Sadengan Taman Nasional Alas Purwo: Savana di Ujung Selatan


Sebenarnya agak sedikit malu ketika akan membuat tulisan ini. Bagaimana tidak? sudah umur seperempat abad (ketahuan tua nya..hehe) saya baru bisa berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo. Pergi ini pun secara mendadak dan tanpa perencanaan. Hanya membawa tas ransel dan berisi air, saya dan kedua teman saya berangkat ke Taman Nasional Alas Purwo yang konon masih sangat kental dengan suasana mistisnya. Perjalanan saya mulai dari rumah dengan menggunakan motor. Rumah saya yang terletak di Kecamatan Singojuruh cukup jauh dengan Taman Nasional Alas Purwo yang berada di Kecamatan Tegaldlimo. Ibaratnya, kecamatan saya di ujung barat, sedangkan Tegaldlimo di ujung selatan (nah..bingung kan? hahaha). Jika anda dari arah Kota Banyuwangi, untuk menuju kawasan Taman Nasional Alas Purwo anda harus menuju ke arah selatan dan kira-kira akan memakan waktu 3 jam. Dari Banyuwangi ke selatan anda akan melewati Kecamatan Rogojampi-Srono-Muncar-Tegaldlimo. Anda tidak perlu khawatir mengenai keadaan jalan, karena kondisi jalan sudah cukup bagus untuk dilalui, hanya sedikit kerusakan pada jalan menuju Pos Perhutani.

Pohon Jati yang meranggas menghiasi perjalanan menuju Pos
Informasi untuk anda yang berasal dari arah Surabaya, Malang ataupun Jember untuk menuju Banyuwangi anda akan melewati melewati Gunung Kumitir-Kalibaru-Glenmore-Genteng-Jajag-Muncar-Tegaldlimo. kemudian dilanjutkan rute yang sama dari Tegaldlimo. Dari Pos Perhutani, saya harus lapor dan membayar kontribusi masuk orang dan kendaraan dengan total 8rb rupiah. Di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak destinasi yang dapat dikunjungi, antara lain Plengkung (G-Land),Sadengan, Pancur, Triangulasi, Ngagelan, Goa-goa, serta Pura yang sampai sekarang masih digunakan untuk beribadah umat Hindu. Tapi untuk saat ini saya memilih menuju ke Sadengan terlebih dahulu. Sadengan terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk. Jalan menuju ke Sadengan cukup bagus dan mata akan dimanjakan dengan kawasan hutan yang masih perawan.
Suasana jalan menuju Sadengan
Capture dulu boleh lah ya...
 Sadengan merupakan kawasan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung. Padang Rumput atau savana Sadengan memiliki luas 80 hektar, dan konon merupakan padang rumput semi alami karena keberadaan padang rumput ini tidak berlangsung secara alami, dimana terbentuk karena kerusakan hutan sehingga membentuk hamparan rumput yang luas. Di Sadengan ini saya bisa menikmati keindahan savana dari atas, yaitu dari pos pengintai tiga lantai yang sengaja dibangun di kawasan ini. Aktivitas banteng, kijang, rusa dan burung dapat dinikmati dengan jelas oleh para wisatawan yang berkunjung. Di kawasan Sadengan juga di sediakan penginapan bagi anda yang mungkin hendak melakukan sebuah penelitian. Tapi, jika hanya sekedar untuk menikmati alam dan berfoto selfie tempat ini sangat saya rekomendasikan. Bagaimana? sudah siap untuk berkunjung ke Sadengan?. jelajahi Banyuwangi, maka anda pasti ingin kembali.
Properti yang sengaja saya bawa untuk berfoto...hehehe
Foto ini diambil dari pos pengintaian lantai 3
Itu sebenarja meja lo..maaf dibuat duduk :D



Es Baba Cendol: Kesegaran di Tanah Malaka

Penampakan Es Baba Cendol
Lokasi: Kedai Jonker 88, Jonker Street Malaka

Berkunjung ke suatu tempat kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan atau jajanan khas tempat tersebut. Ibaratnya mencintai seseorang tapi bertepuk sebelah tangan (eeaa..curhat!). Ketika saya berkunjung ke Malaka, daerah yang sudah mendapatkan world heritage site dari UNESCO karena didalamnya terdapat bangunan bangunan kuno sisa penjajahan Portugis, saya menyempatkan untuk menyusuri kawasan Jonker Street untuk berburu makanan. Setelah berjalan agak jauh dari kawasan bangunan merah, di sisi kanan jalan saya menemukan kedai yang sangat ramai sekali. Setelah saya selidiki, ternyata kedai yang bernama Jonker 88 itu menawarkan Es Cendol yang diberi nama Es Baba Cendol. Tanpa berpikir panjang, saya masuk ke dalam kedai dan memesan Es Cendol Durian. 

Suasana Kedai Jonker 88
Setelah memesan menu di depan, kita diwajibkan harus langsung membayar dan pesanan akan diantar di tempat duduk kita. Cukup dengan harga 5 MYR, saya sudah dapat menikmati semangkung Es Cendol Durian yang sangat segar. Serutan es pada Es Baba Cendol ini sangat lembut menyerupai es krim, sehingga ketika terkena lidah akan terasa lumer. Es Baba Cendol Durian ini dikombinasikan dengan isi cendol, kacang merah, saus durian dan yang paling spesial adalah gula merah khas Malaka yang terbuat dari kelapa. Kombinasi yang sangat unik dan pastinya lezat dan segar ketika dinikmati. Anda tertarik utnuk mencoba?. Jangan lupa berkeliling di Jonker Street ketika anda berkunjung ke Malaka. 




Cangar yang Sangar


Sudah sekitar dua bulan saya masih belum ada waktu untuk jalan-jalan ataupun berwisata hanya untuk menikmati alam dan melepas penat. Namun minggu ini saya dan teman-teman satu tempat kost akhirnya bisa meluangkan waktu untuk jalan-jalan. Saya dan dua teman saya memutuskan untuk pergi ke Cangar yang berada di Kota Batu, tepatnya di Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Jujur saya baru pertama mendengar tempat ini, padahal ketika saya pasang status di BBM, banyak yang berkomentar sudah pernah kesana. Cangar terkenal dengan pemandian dan tempat berendam air panasnya. Perjalanan diawali dari tempat kost dengan dua motor dan tiga orang saja. Sebelumnya, saya sudah melihat rutenya melalui google map, tujuannya supaya saya mengerti seberapa jauh dan lama rute yang akan saya tempuh. Dan ternyata memang cukup jauh dari pusat kota Batu. Tetapi selama perjalanan, mata akan dimanjakan dengan perkebunan apel yang sangat indah serta udara sejuk yang membuat perjalanan menyenangkan. Ketika memasuki kawasan perkebunan dan perbukitan, sudah mulai tidak ada signal disana, dan udara juga sudah mulai lebih dingin.

Suasana perjalanan menuju cangar yang dihiasi dengan
perbukitan yang luar biasa

Sampai di depan Cangar yang ternyata terletak di kawasan Taman Hutan Raya R.Soeryo, banyak yang menawarkan lahan untuk parkir dan hanya dengan Rp.2000 kita sudh bisa parkir dengan aman dan nyaman. Untuk biaya masuknya yaitu Rp.7500, saya pun membayar dengan Rp.22.500 untuk tiga orang. Di arena pintu masuk juga banyak orang-orang yang menjual makanan dan souvenir sebagai buah tangan.  Untuk menuju tempat sumber air panas, saya melewati anak tangga yang menurut dan pastinya dengan pemandangan pepohonan. Penasaran dengan airnya yang memang benar-benar panas, saya mencoba mencelupkan tangan saya di aliran sunga kecl yang terdapat di bawah jembatan setelah anak tangga. Waah..ternyata memang benar-benar panas. Tak sabar menikmati perendaman , saya pun bergegas untuk berganti pakaian dan mencari tempat berendam yang nyaman. Di sini tersedia dua kolam untuk berendam dan satu kolam untuk berenang, tinggal pilih mau berendam ataukan hanya sekedar ingin berenang. Saya pun memilih untuk berendam saja. Sekitar satu jam saya berendam dan menikmati hangatnya air serta sejuknya udara di Cangar. Banyak yang melakukan terapi dan pengobatan penyakit khususnya penyakit kulit disini.

Pintu masuk untuk pembelian tiket

Suasana di tempat berendam air panas

Kolam Air Panas

Puas berendam, sangat pas rasanya jika kita makan. Saya pun akhirnya membeli sepiring ketan hitam yang dapat dibeli dengan harga Rp.2500 per porsi. Setelah menikmati ketan hitam, saya berjalan mengelilingi kawasan wisata dan ternyata terdapat kebun-kebun bunga yang cukup indah untuk sekedar dinikmati dan memanjakan mata. Nikmat sekali berwisata ke Cangar, dengan buget yang relative murah dapat menikmati sensasi relaxaxi seperti di spa dan sauna...hehehe.