Kekayaan wisata di Banyuwangi seakan tidak perlu diragukan lagi, mulai
dari wisata alam yang mempesona hingga wisata buatan yang terus bermunculan dan
menggairahkan untuk dikunjungi. Khusus
wisata alam, Banyuwangi memiliki three angel diamond yang terus bersinar
seiring berjalannya waktu. Three angel diamond tersebut adalah kawah ijen,
plengkung dan sukamade yang ketiganya memiliki keunikan dan keindahan
masing-masing. Disebut sebagai three angel diamond karena, jika ditarik garis lurus dari ketiganya maka akan tergambar
bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata
alam ini menjadi sebuah
kebanggaan dan layak menjadi destinasi utama ketika berkunjung ke Banyuwangi. Kawah Ijen dengan kawah
belerang yang misterius serta blue
fire yang hanya bisa dijumpai di dua tempat di dunia ini dan salah satunya
ada di Kawah Ijen. Pantai Plengkung dengan ombak yang dahsyat dan memukau yang disukai para surfer mancanegara
serta pantai Sukamade yang
menawarkan penyunya yang atraktif. Saat ini Banyuwangi mulai mengembangkan wisata lain
untuk terus diperkenalkan ke mata dunia. Baru-baru ini telah diadakan kompetisi
surfing internasional di Pulau Merah.
Hal ini tentu semakin mengangkat nama Banyuwangi sebagai tujuan destinasi para traveler.
Banyaknya destinasi wisata khususnya alam yang indah membuat para traveler seakan berlomba untuk
mengunjunginya. Hal ini berbanding lurus dengan fenomena saat ini yang
menjadikan travelling sebagai gaya
hidup yang banyak digandrungi banyak orang khususnya oleh anak muda.
Mengunjungi suatu tempat merupakan sebuah
kebanggaan bagi mereka yang akhirnya menyebut dirinya sebagai seorang traveler. Banyaknya orang yang meminati
gaya hidup ini, akhirnya menjadi peluang bisnis bagi sebagian orang untuk
berlomba-lomba membuat sebuah agen perjalanan wisata. Agen wisata berupaya
untuk membuat paket perjalanan dengan destinasi yang menarik dan tentunya
berimbas pada harga yang juga selangit. Harga merupakan kendala utama bagi para
traveler yang notabene saat ini
kebanyakan adalah anak muda yang lebih memilih bepergian dengan biaya yang
sangat murah. Hal ini kemudian memunculkan sebuah gaya bepergian baru yang
disebut sebagai Backpacker. Menjadi
seorang backpacker tidak hanya
bepergian dengan low budget saja,
atau bepergian dengan menggunakan ransel. Menurut seorang backpaker,,
backpacking adalah senang-senang, namun senang-senang yang menggunakan
perencanaan, dan persiapan dari jauh-jauh hari sebelum berpetualang.
Fenomena ini seharusnya bisa dibaca sebagai sebuah peluang untuk bisa
mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. Banyuwangi harus bisa melihat hal ini
sebagai sebuah oase untuk meningkatkan kunjungan wisata ke semua destinasi yang
ada di Banyuwangi. Didukung berkembangnya sosial media yang terus menjadi idola
dari tahun ke tahun dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, harus
menjadi alat untuk memajukan dan memperkenalkan Banyuwangi ke mata dunia. Sebut
yang saat ini sedang berkembang adalah Couchsurfing.
Couchsurfing merupakan jaringan global bagi travelers yang ada di seluruh dunia. Couchsurfing didirikan oleh Casey Fenton, Daniel Hoffer, Sebastian
Le Tuan dan Leonardo Bassani da Silveira pada tahun 2004. Saat ini, anggota Couchsurfer telah mencapai jutaan
97.000 kota di 207 negara. Couchsurfing
bertujuan untuk berbagi kebudayaan, hospitality
dan pengalaman otentik. Semua kegiatan Couchsurfing
bersifat gratis. Kebanyakan dari surfers
memberikan tanda terima kasih berupa hadiah kecil atau act of kindness sebagai balasan atas kesediaan host mengijinkan surfers untuk menginap di tempat tinggal host. Karena sistem Couchsurfing didasari oleh kepercayaan, website ini juga
menyediakan wadah bagi surfers untuk
memberikan komentar bagi tiap host. Hal ini bertujuan agar surfers lainnya
dapat melihat rating seorang host berdasarkan pengalaman surfers yang pernah
mengunjungi host tersebut. Di website Couchsurfing
mendorong para anggota untuk menuliskan secara detail
referensi-referensi berkaitan dengan pengalaman mereka sehingga anggota lain
mendapatkan informasi yang akurat sebelum menyetujui untuk menjadi host,
surfers atau sekedar untuk bertemu.
Promosi melalui sosial media mungkin sudah digembar gemborkan sejak
berkembangnya teknologi, namun tidak asal menggunakan sosial media. Promosi
menggunakan sosial media tetap harus memperhatikan apa tujuan kita, siapa
sasaran kita, dan bagaimana nantinya perkebangannya. Memanfaatkan sosial media Couchsurfing menjadi alternatif yang
tepat untuk bisa menjaring travelers yang
ada di seluruh dunia. Tentu selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana
langkah awal untuk memulainya?. Langkah awal tentunya adalah menjadi member
dari sosial media ini dengan login ke halaman coucsurfing.org. Pengoprasiannya
pun sama dengan sosial media yang lainnya semacam facebook ataupun twitter,
hanya saja khusus untuk memposting kegiatan travelling
atau share sebuah destinasi. Selanjutnya
adalah mengembangkan sebuah komunitas Couchsurfing
di Banyuwangi dan secara aktif terus meng-update destinasi yang ada di Banyuwangi. Bergabung dalam Couchsurfing tidak harus bersedia
menjadi host, kita juga bisa
mencarikan penginapan untuk traveler dan
menemani perjalanan wisatanya. Hal ini yang sangat menarik jika dilihat dengan
keadaan yang ada di Banyuwangi sekarang. Apakah hal yang menarik itu?.
Pemerintah Kabupaten saat ini sedang mengembangkan pembangunan Dormitory house. Dormitory house merupakan sebuah konsep
penginapan yang satu kamar terdiri atas tempat tidur bertingkat dan bisa
ditempati oleh hingga 10 orang, dengan kamar mandi diluar. Konsep ini sangat
disukai para backpacker.
Pemerintah kabupaten Banyuwangi telah membuat sebuah gebrakan yang sangat luar
biasa dalam dunia kepariwisataan. Hal ini tentu harus kita dukung semaksimal
mungkin. Perkembangan sosial media mendukung dan perkembangan pembangunan di
Banyuwangi juga mendukung. Sebagai masyarakat Banyuwangi khususnya generasi
muda seharusnya juga bisa menjadikan ini sebagai sebuah ajang untuk berpikir
kreatif serta ikut andil dalam mepromosikan wisata di Banyuwangi. Korelasinya,
membuat komunitas travelers melalui couchsurfing, aktif memperkenalkan
destinasi wisata dan didukung dengan pembangunan Dormitory house, maka saya yakin perkembangan wisata di Banyuwangi
akan semakin maju. Banyuwangi akan semakin dikenal oleh dunia sebagi surge
wisata. Membangun komunitas yang kuat, pembangunan wisata yang terus
berkembang, trasnportasi yang terus ditambah dengan adanya bandara, serta
konsep Banyuwangi Society yang mendukung perkembangan Tekknologi Informasi di
Banyuwangi menjadikan semuanya perpaduan yang mantap untuk memajukan Pariwisata
di Banyuwangi. Sedikit mengembangkan dari perkataan Bupati Banyuwangi, jika
tidak ada yang memperkenalkan maka tidak ada yang tahu, tidak ada yang tahu maka
tidak akan ada yang datang. Jika tidak ada yang datang, maka ekonomi kreatif
Banyuwangi tak akan muncul.