Jumat, 29 Agustus 2014

Inggil: Makan di Jaman Tempoe Doeloe


Bosan dengan tempat makan yang biasa-biasa saja?, mungkin tempat makan yang satu ini bisa menjadi alternatif untuk memanjakan perut sekaligus mengenang tempo dulu. Yaps, Rumah Makan Inggil  yang terletak di Jalan Gadjah Mada No. 4 Malang (Belakang Wali Kota Malang) menyajikan suasana tempat makan yang berbeda. Rumah makan yang bergaya tempo dulu ini memadukan antara tempat makan dan museum. Ketika berkunjung ke rumah makan ini, di depan kita akan langsung disambut dengan ruangan dan lorong yang bergaya tempo dulu dengan barang-barang antik yang tertata rapi. 

Lorong depan menuju tempat makan,
dinding dihiasi dengan foto-foto tempo dulu
Radio Antik yang berjejer rapi 
Di sisi kanan pintu masuk, terdapat ruangan yang juga difungsikan sebagai tempat makan namun di tata mirip seperti ruang rapat jaman dulu. Ketika masuk ruangan ini, saya berasa akan rapat untuk merumuskan kemerdekaan Republik Indonesia. Hampir di semua dinding di rumah makan ini juga dihiasi dengan foto-foto kota Malang tempo dulu, poster iklan jaman dulu, serta gambaran-gambaran peristiwa bersejarah baik yang terjadi di Kota Malang maupun di Indonesia pada umumnya. Barang-barang antik pun berjejer rapi di rumah makan ini seperti radio, telepon, sampai ada mesin kriting jaman dulu.

Ruang makan yang disetting seolah ruang pertemuan 
Setelah melewati lorong yang di pintu depan, kita akan disambut dengan puluhan topeng malangan yang dipajang dengan apik dan suasana ruang makan yang luas dibuat lesehan dan lengkap dengan panggung atraksi di bagian belakang. Panggung ini digunakan untuk hiburan yang slalu diselenggarakan ketika pukul 19.00. Menu yang disediakan di Rumah Makan Inggil adalah makanan khas Indonesia seperti, ayam bakar, urap-urap, ikan asin, pepes, aneka sambel, dan lain sebagainya. Minuman yang ditawarkan pun cukup variatif, ada es dawet, kunir asam, wedang jahe gula merah, dan lain sebagainya yang cukup menggoda. Saya pun segera memesan beberapa menu seperti tahu goreng, pepes ikan, urap-urap, sayur asam, ikan asin dan tak ketinggalan favorit saya yaitu pete goreng...hehehe. 


Menu makanan yang saya pesan, tak ketinggalan pete..hehe
Menikmati makanan favorit dengan suasana yang sangat exotic membuat selera makan saya meningkat. Selesai menikmati makanan, tentunya jangan lupa untuk membayar. Harga makanan di Rumah Makan Inggil ini masih aman di kantong, apalagi untuk saya yang masih anak kuliahan. Rata-rata harga makanan per item mulai dari 4rb rupiah saja. Di depan Rumah Makan terdapat toko souvenir yang bisa dikunjungi untuk membeli oleh-oleh khas Malang. Mau menikmati makanan enak sekaligus berkunjung ke Museum? Yuk..datang ke Rumah Makan Inggil. 

Ndeso..tapi enak!
Ini tempat pembayaran alias Kasir, unik bukan?
Puluhan Topeng Malangan yang disusun rapi
Poster iklan Jadul yang unik di dinding ruang makan
Tempat makan, ada yang lesehan ada yang di kursi
Panggung pertunjukan yang siap menghibur pengunjung ketika malam hari










Kamis, 28 Agustus 2014

Sadengan Taman Nasional Alas Purwo: Savana di Ujung Selatan


Sebenarnya agak sedikit malu ketika akan membuat tulisan ini. Bagaimana tidak? sudah umur seperempat abad (ketahuan tua nya..hehe) saya baru bisa berkunjung ke Taman Nasional Alas Purwo. Pergi ini pun secara mendadak dan tanpa perencanaan. Hanya membawa tas ransel dan berisi air, saya dan kedua teman saya berangkat ke Taman Nasional Alas Purwo yang konon masih sangat kental dengan suasana mistisnya. Perjalanan saya mulai dari rumah dengan menggunakan motor. Rumah saya yang terletak di Kecamatan Singojuruh cukup jauh dengan Taman Nasional Alas Purwo yang berada di Kecamatan Tegaldlimo. Ibaratnya, kecamatan saya di ujung barat, sedangkan Tegaldlimo di ujung selatan (nah..bingung kan? hahaha). Jika anda dari arah Kota Banyuwangi, untuk menuju kawasan Taman Nasional Alas Purwo anda harus menuju ke arah selatan dan kira-kira akan memakan waktu 3 jam. Dari Banyuwangi ke selatan anda akan melewati Kecamatan Rogojampi-Srono-Muncar-Tegaldlimo. Anda tidak perlu khawatir mengenai keadaan jalan, karena kondisi jalan sudah cukup bagus untuk dilalui, hanya sedikit kerusakan pada jalan menuju Pos Perhutani.

Pohon Jati yang meranggas menghiasi perjalanan menuju Pos
Informasi untuk anda yang berasal dari arah Surabaya, Malang ataupun Jember untuk menuju Banyuwangi anda akan melewati melewati Gunung Kumitir-Kalibaru-Glenmore-Genteng-Jajag-Muncar-Tegaldlimo. kemudian dilanjutkan rute yang sama dari Tegaldlimo. Dari Pos Perhutani, saya harus lapor dan membayar kontribusi masuk orang dan kendaraan dengan total 8rb rupiah. Di Taman Nasional Alas Purwo terdapat banyak destinasi yang dapat dikunjungi, antara lain Plengkung (G-Land),Sadengan, Pancur, Triangulasi, Ngagelan, Goa-goa, serta Pura yang sampai sekarang masih digunakan untuk beribadah umat Hindu. Tapi untuk saat ini saya memilih menuju ke Sadengan terlebih dahulu. Sadengan terletak 12 km (30 menit) dari pintu masuk. Jalan menuju ke Sadengan cukup bagus dan mata akan dimanjakan dengan kawasan hutan yang masih perawan.
Suasana jalan menuju Sadengan
Capture dulu boleh lah ya...
 Sadengan merupakan kawasan padang pengembalaan satwa seperti banteng, kijang, rusa, kancil, babi hutan dan burung-burung. Padang Rumput atau savana Sadengan memiliki luas 80 hektar, dan konon merupakan padang rumput semi alami karena keberadaan padang rumput ini tidak berlangsung secara alami, dimana terbentuk karena kerusakan hutan sehingga membentuk hamparan rumput yang luas. Di Sadengan ini saya bisa menikmati keindahan savana dari atas, yaitu dari pos pengintai tiga lantai yang sengaja dibangun di kawasan ini. Aktivitas banteng, kijang, rusa dan burung dapat dinikmati dengan jelas oleh para wisatawan yang berkunjung. Di kawasan Sadengan juga di sediakan penginapan bagi anda yang mungkin hendak melakukan sebuah penelitian. Tapi, jika hanya sekedar untuk menikmati alam dan berfoto selfie tempat ini sangat saya rekomendasikan. Bagaimana? sudah siap untuk berkunjung ke Sadengan?. jelajahi Banyuwangi, maka anda pasti ingin kembali.
Properti yang sengaja saya bawa untuk berfoto...hehehe
Foto ini diambil dari pos pengintaian lantai 3
Itu sebenarja meja lo..maaf dibuat duduk :D



Es Baba Cendol: Kesegaran di Tanah Malaka

Penampakan Es Baba Cendol
Lokasi: Kedai Jonker 88, Jonker Street Malaka

Berkunjung ke suatu tempat kurang lengkap rasanya jika tidak mencicipi makanan atau jajanan khas tempat tersebut. Ibaratnya mencintai seseorang tapi bertepuk sebelah tangan (eeaa..curhat!). Ketika saya berkunjung ke Malaka, daerah yang sudah mendapatkan world heritage site dari UNESCO karena didalamnya terdapat bangunan bangunan kuno sisa penjajahan Portugis, saya menyempatkan untuk menyusuri kawasan Jonker Street untuk berburu makanan. Setelah berjalan agak jauh dari kawasan bangunan merah, di sisi kanan jalan saya menemukan kedai yang sangat ramai sekali. Setelah saya selidiki, ternyata kedai yang bernama Jonker 88 itu menawarkan Es Cendol yang diberi nama Es Baba Cendol. Tanpa berpikir panjang, saya masuk ke dalam kedai dan memesan Es Cendol Durian. 

Suasana Kedai Jonker 88
Setelah memesan menu di depan, kita diwajibkan harus langsung membayar dan pesanan akan diantar di tempat duduk kita. Cukup dengan harga 5 MYR, saya sudah dapat menikmati semangkung Es Cendol Durian yang sangat segar. Serutan es pada Es Baba Cendol ini sangat lembut menyerupai es krim, sehingga ketika terkena lidah akan terasa lumer. Es Baba Cendol Durian ini dikombinasikan dengan isi cendol, kacang merah, saus durian dan yang paling spesial adalah gula merah khas Malaka yang terbuat dari kelapa. Kombinasi yang sangat unik dan pastinya lezat dan segar ketika dinikmati. Anda tertarik utnuk mencoba?. Jangan lupa berkeliling di Jonker Street ketika anda berkunjung ke Malaka. 




Cangar yang Sangar


Sudah sekitar dua bulan saya masih belum ada waktu untuk jalan-jalan ataupun berwisata hanya untuk menikmati alam dan melepas penat. Namun minggu ini saya dan teman-teman satu tempat kost akhirnya bisa meluangkan waktu untuk jalan-jalan. Saya dan dua teman saya memutuskan untuk pergi ke Cangar yang berada di Kota Batu, tepatnya di Kelurahan Tulungrejo, Kecamatan Bumiaji. Jujur saya baru pertama mendengar tempat ini, padahal ketika saya pasang status di BBM, banyak yang berkomentar sudah pernah kesana. Cangar terkenal dengan pemandian dan tempat berendam air panasnya. Perjalanan diawali dari tempat kost dengan dua motor dan tiga orang saja. Sebelumnya, saya sudah melihat rutenya melalui google map, tujuannya supaya saya mengerti seberapa jauh dan lama rute yang akan saya tempuh. Dan ternyata memang cukup jauh dari pusat kota Batu. Tetapi selama perjalanan, mata akan dimanjakan dengan perkebunan apel yang sangat indah serta udara sejuk yang membuat perjalanan menyenangkan. Ketika memasuki kawasan perkebunan dan perbukitan, sudah mulai tidak ada signal disana, dan udara juga sudah mulai lebih dingin.

Suasana perjalanan menuju cangar yang dihiasi dengan
perbukitan yang luar biasa

Sampai di depan Cangar yang ternyata terletak di kawasan Taman Hutan Raya R.Soeryo, banyak yang menawarkan lahan untuk parkir dan hanya dengan Rp.2000 kita sudh bisa parkir dengan aman dan nyaman. Untuk biaya masuknya yaitu Rp.7500, saya pun membayar dengan Rp.22.500 untuk tiga orang. Di arena pintu masuk juga banyak orang-orang yang menjual makanan dan souvenir sebagai buah tangan.  Untuk menuju tempat sumber air panas, saya melewati anak tangga yang menurut dan pastinya dengan pemandangan pepohonan. Penasaran dengan airnya yang memang benar-benar panas, saya mencoba mencelupkan tangan saya di aliran sunga kecl yang terdapat di bawah jembatan setelah anak tangga. Waah..ternyata memang benar-benar panas. Tak sabar menikmati perendaman , saya pun bergegas untuk berganti pakaian dan mencari tempat berendam yang nyaman. Di sini tersedia dua kolam untuk berendam dan satu kolam untuk berenang, tinggal pilih mau berendam ataukan hanya sekedar ingin berenang. Saya pun memilih untuk berendam saja. Sekitar satu jam saya berendam dan menikmati hangatnya air serta sejuknya udara di Cangar. Banyak yang melakukan terapi dan pengobatan penyakit khususnya penyakit kulit disini.

Pintu masuk untuk pembelian tiket

Suasana di tempat berendam air panas

Kolam Air Panas

Puas berendam, sangat pas rasanya jika kita makan. Saya pun akhirnya membeli sepiring ketan hitam yang dapat dibeli dengan harga Rp.2500 per porsi. Setelah menikmati ketan hitam, saya berjalan mengelilingi kawasan wisata dan ternyata terdapat kebun-kebun bunga yang cukup indah untuk sekedar dinikmati dan memanjakan mata. Nikmat sekali berwisata ke Cangar, dengan buget yang relative murah dapat menikmati sensasi relaxaxi seperti di spa dan sauna...hehehe.

Senin, 28 Oktober 2013

Couchsurfing : Media Promosi tak Berbatas


Kekayaan wisata di Banyuwangi seakan tidak perlu diragukan lagi, mulai dari wisata alam yang mempesona hingga wisata buatan yang terus bermunculan dan menggairahkan untuk dikunjungi.  Khusus wisata alam, Banyuwangi memiliki three angel diamond yang terus bersinar seiring berjalannya waktu. Three angel diamond tersebut adalah kawah ijen, plengkung dan sukamade yang ketiganya memiliki keunikan dan keindahan masing-masing. Disebut sebagai three angel diamond karena, jika ditarik garis lurus dari ketiganya maka akan tergambar bentuk segitiga. Ketiga destinasi wisata alam ini menjadi sebuah kebanggaan dan layak menjadi destinasi utama ketika berkunjung ke Banyuwangi. Kawah Ijen dengan kawah belerang yang misterius serta blue fire yang hanya bisa dijumpai di dua tempat di dunia ini dan salah satunya ada di Kawah Ijen.  Pantai Plengkung dengan ombak yang dahsyat dan memukau yang disukai para surfer mancanegara serta pantai Sukamade yang menawarkan penyunya yang atraktif. Saat ini Banyuwangi mulai mengembangkan wisata lain untuk terus diperkenalkan ke mata dunia. Baru-baru ini telah diadakan kompetisi surfing internasional di Pulau Merah. Hal ini tentu semakin mengangkat nama Banyuwangi sebagai tujuan destinasi para traveler.
Banyaknya destinasi wisata khususnya alam yang indah membuat para traveler seakan berlomba untuk mengunjunginya. Hal ini berbanding lurus dengan fenomena saat ini yang menjadikan travelling sebagai gaya hidup yang banyak digandrungi banyak orang khususnya oleh anak muda. Mengunjungi suatu tempat merupakan sebuah  kebanggaan bagi mereka yang akhirnya menyebut dirinya sebagai seorang traveler. Banyaknya orang yang meminati gaya hidup ini, akhirnya menjadi peluang bisnis bagi sebagian orang untuk berlomba-lomba membuat sebuah agen perjalanan wisata. Agen wisata berupaya untuk membuat paket perjalanan dengan destinasi yang menarik dan tentunya berimbas pada harga yang juga selangit. Harga merupakan kendala utama bagi para traveler yang notabene saat ini kebanyakan adalah anak muda yang lebih memilih bepergian dengan biaya yang sangat murah. Hal ini kemudian memunculkan sebuah gaya bepergian baru yang disebut sebagai Backpacker. Menjadi seorang backpacker tidak hanya bepergian dengan low budget saja, atau bepergian dengan menggunakan ransel. Menurut seorang backpaker,, backpacking adalah senang-senang, namun senang-senang yang menggunakan perencanaan, dan persiapan dari jauh-jauh hari sebelum berpetualang.
Fenomena ini seharusnya bisa dibaca sebagai sebuah peluang untuk bisa mendatangkan wisatawan ke Banyuwangi. Banyuwangi harus bisa melihat hal ini sebagai sebuah oase untuk meningkatkan kunjungan wisata ke semua destinasi yang ada di Banyuwangi. Didukung berkembangnya sosial media yang terus menjadi idola dari tahun ke tahun dan perkembangan teknologi yang semakin pesat, harus menjadi alat untuk memajukan dan memperkenalkan Banyuwangi ke mata dunia. Sebut yang saat ini sedang berkembang adalah Couchsurfing.
Couchsurfing merupakan jaringan global bagi travelers yang ada di seluruh dunia. Couchsurfing didirikan oleh Casey Fenton, Daniel Hoffer, Sebastian Le Tuan dan Leonardo Bassani da Silveira pada tahun 2004. Saat ini, anggota Couchsurfer telah mencapai jutaan  97.000 kota di 207 negara. Couchsurfing bertujuan untuk berbagi kebudayaan, hospitality dan pengalaman otentik. Semua kegiatan Couchsurfing bersifat gratis. Kebanyakan dari surfers memberikan tanda terima kasih berupa hadiah kecil atau act of kindness sebagai balasan atas kesediaan host mengijinkan surfers untuk menginap di tempat tinggal host. Karena sistem Couchsurfing didasari oleh kepercayaan, website ini juga menyediakan wadah bagi surfers untuk memberikan komentar bagi tiap host. Hal ini bertujuan agar surfers lainnya dapat melihat rating seorang host berdasarkan pengalaman surfers yang pernah mengunjungi host tersebut. Di website Couchsurfing  mendorong para anggota untuk menuliskan secara detail referensi-referensi berkaitan dengan pengalaman mereka sehingga anggota lain mendapatkan informasi yang akurat sebelum menyetujui untuk menjadi host, surfers atau sekedar untuk bertemu.
Promosi melalui sosial media mungkin sudah digembar gemborkan sejak berkembangnya teknologi, namun tidak asal menggunakan sosial media. Promosi menggunakan sosial media tetap harus memperhatikan apa tujuan kita, siapa sasaran kita, dan bagaimana nantinya perkebangannya. Memanfaatkan sosial media Couchsurfing menjadi alternatif yang tepat untuk bisa menjaring travelers yang ada di seluruh dunia. Tentu selanjutnya akan muncul pertanyaan, bagaimana langkah awal untuk memulainya?. Langkah awal tentunya adalah menjadi member dari sosial media ini dengan login ke halaman coucsurfing.org. Pengoprasiannya pun sama dengan sosial media yang lainnya semacam facebook ataupun twitter, hanya saja khusus untuk memposting kegiatan travelling atau share sebuah destinasi. Selanjutnya adalah mengembangkan sebuah komunitas Couchsurfing di Banyuwangi dan secara aktif terus meng-update destinasi yang ada di Banyuwangi. Bergabung dalam Couchsurfing tidak harus bersedia menjadi host, kita juga bisa mencarikan penginapan untuk traveler dan menemani perjalanan wisatanya. Hal ini yang sangat menarik jika dilihat dengan keadaan yang ada di Banyuwangi sekarang. Apakah hal yang menarik itu?.

Pemerintah Kabupaten saat ini sedang mengembangkan pembangunan Dormitory house. Dormitory house merupakan sebuah konsep penginapan yang satu kamar terdiri atas tempat tidur bertingkat dan bisa ditempati oleh hingga 10 orang, dengan kamar mandi diluar. Konsep ini sangat disukai para backpacker. Pemerintah kabupaten Banyuwangi telah membuat sebuah gebrakan yang sangat luar biasa dalam dunia kepariwisataan. Hal ini tentu harus kita dukung semaksimal mungkin. Perkembangan sosial media mendukung dan perkembangan pembangunan di Banyuwangi juga mendukung. Sebagai masyarakat Banyuwangi khususnya generasi muda seharusnya juga bisa menjadikan ini sebagai sebuah ajang untuk berpikir kreatif serta ikut andil dalam mepromosikan wisata di Banyuwangi. Korelasinya, membuat komunitas travelers melalui couchsurfing, aktif memperkenalkan destinasi wisata dan didukung dengan pembangunan Dormitory house, maka saya yakin perkembangan wisata di Banyuwangi akan semakin maju. Banyuwangi akan semakin dikenal oleh dunia sebagi surge wisata. Membangun komunitas yang kuat, pembangunan wisata yang terus berkembang, trasnportasi yang terus ditambah dengan adanya bandara, serta konsep Banyuwangi Society yang mendukung perkembangan Tekknologi Informasi di Banyuwangi menjadikan semuanya perpaduan yang mantap untuk memajukan Pariwisata di Banyuwangi. Sedikit mengembangkan dari perkataan Bupati Banyuwangi, jika tidak ada yang memperkenalkan maka tidak ada yang tahu, tidak ada yang tahu maka tidak akan ada yang datang. Jika tidak ada yang datang, maka ekonomi kreatif Banyuwangi tak akan muncul.

The Golden Path : Primadona Baru Destinasi di Kabupaten Banyuwangi

Pariwisata merupakan industri yang tidak akan pernah ditinggalkan dan akan terus berkembang sepanjang waktu. Setiap daerah akan terus mengembangkan potensi pariwisatanya yang nantinya akan berimbas pada semua aspek terutama aspek ekonomi. Banyuwangi, sebagai kabupaten yang memiliki wilayah terluas di Jawa Timur terus mengembangkan dan berbenah untuk memajukan bidang pariwisata. Memiliki jargon The Sunrise of Java, Banyuwangi mampu memperkenalkan tempat wisatanya ke mata dunia melalui berbagai event Internasional seperti  Banyuwangi Tour de Ijen, International Surfing Competition dan banyak event lain yang menarik yang dikemas dalam Banyuwangi Festival. Selain itu, Banyuwangi memiliki potensi wisata alam yang sangat luar biasa menakjubkan. Mulai dari garis pantai yang cantik hingga hutan dan gunung yang masih terjaga kealamiannya. Perpaduan itu sudah lama diwakilkan dengan istilah Triangle Diamond atau Segitiga Berlian yang meliputi Kawah ijen, Plengkung dan Sukamade. Dimana ketiganya jika ditarik sebuah garis akan membentuk sebuah segitiga.
Keindahan dari Segitiga Berlian sudah tidak perlu dipertanyakan lagi. Kawah ijen menawarkan keindahan kawah belerang yang indah serta keramahan penambang belerang yang dapat dijumpai selama pendakian. Hal lain yang juga tak kalah menarik adalah fenomena “Blue Fire” atau api biru yang merupakan satu-satunya di Indonesia, dan didunia hanya ada di dua tempat yaitu di Banyuwangi dan satu lagi berada di Islandia. Berikutnya yang merupakan turunan dari Segitiga Berlian adalah Plengkung atau juga biasa disebut sebagai G-land, yang terletak di Kawasan Taman Nasional Alas Purwo. Plengkung sangat tersohor sebagai tempat berselancar terbaik di dunia, hingga para peselancar memberi julukan The Seven Giant Waves Wonder" pada tempat ini. Dan yang terakhir dari Segitiga Berlian adalah Sukamade, yang menawarkan pantai tenang dan pengalaman tak terlupakan melihat penyu mendarat dan bertelur malam hari.
            Sejatinya, tempat terindah lainnya yang ada di Banyuwangi juga memiliki kesempatan yang sama untuk dipromosikan atau diperkenalkan. Banyak tempat wisata alam lainnya yang tak kalah menarik dan masih alami. Penyebutan menggunakan istilah seperti Triangle Diamond sangatlah efektif untuk memudahkan tempat tersebut dikenal dan diingat. Sampai saat ini memang masih Triangle Diamond yang menjadi primadona. Melihat hal tersebut, tercetus sebuah ide untuk membuat istilah baru yang merangkum beberapa tempat wisata yang tak kalah menarik untuk dikunjungi. Berawal dari melihat potensi tempat ini yang bisa menjadi “Emas” Banyuwangi, dan posisi tempat wisata yang saat ini juga sedang dikembangkan, maka muncul istilah The Golden Path atau Jalur Emas. Apa saja yang berada pada Jalur Emas ini?, ada tiga tempat yang berada pada Jalur Emas ini yaitu: Bedul, Pulau Merah dan Teluk Hijau. Muncul ide untuk menyebutnya sebagai The Golden Path atau Jalur Emas, karena ketiganya berada pada satu jalur lurus ketika ditarik sebuah garis. Sedangkan Emas, berfilosofi bahwa ketiga tempat ini sangat seperti sebuah perhiasan yang mewah dan menawarkan keindahan yang sangat mahal seperti emas dan jika dikembangkan bisa menjadi “Emas” bagi Banyuwangi.
Sekarang mari kita bahas satu persatu potensi wisat dari The Golden Path ini. Bedul, yang merupakan kawasan hutan mangrove yang terbesar di Pulau Jawa menyimpan ke-exotic-kan yang akan memanjakan mata para pengunjung. Tempat wisata Mangrove Bedul berada di kawasan Taman Nasional Alas Purwo (TNAP) Desa Sumberasri Kecamatan Purwoharjo, Kabupaten Banyuwangi. Tempat ini menyuguhkan pemandangan hutan mangrove yang mengelilingi segara anakan, dan diperkirakan kurang lebih terdapat 27 jenis mangrove di tempat ini. Segara anakan merupakan muara sungai yang menghubungkan dengan laut selatan. Ketika mengunjungi tempat ini, kita akan disuguhkan dengan jutaan pohon mangrove yang menyebar di area seluas ribuan hektare.  Selain menikmati mangrove, wisatawan juga bisa menikmati keindahan laut selatan dengan sebelumnya berjalan menembus hutan sepanjang 800 meter. Untuk menuju ke laut selatan, wisatawan bisa menggunakan perahu yang memang disediakan untuk para pengunjung. Masyarakat sekitar menyebutnya dengan istilah 'gondang-gandung'. Wisatawan akan dikenakan tarif perahu Rp 5.000 per orang untuk mencapai antar dermaga. Dermaga bagian selatan terhubung dengan hutan TNAP, dan wisatawan bisa berjalan membelah hutan untuk mencapai laut selatan. 
Pilihan lain untuk menikmati tempat ini adalah dengan berkeliling ke segara anakn dan mengunjungi tempat-tempat seperti Kere, Cungur dan Ngagelan. Selain menyusui hutan mangrove dan menikmati fauna yang ada didalamnya, wisatawan juga dapat bertemu dan melihat langsung nelayan tradisional yang sedang beraktivitas di area tersebut. Pengalaman wisata yang sangat unik dan berbeda pastinya ketika berkunjung ke wisata mangrove Bedul. Puas berkeliling, wisatawan dapat menikmati kuliner khas Bedul yaitu berupa olahan ikan Bedul yang berada d warung-warung sekitar dermaga. Jika terus dikembangkan menjadi sebuah kawasan Ekowisata, maka Bedul akan menjadi “Emas” bagi Banyuwangi.
Jalur emas yang berikutnya adalah Pulau Merah atau juga disebut sebagai Red Island. Pantai ini semakin popular dan banyak diperbincangkan setelah diadakan International Surfing Competition di tempat ini. Ombak di Pulau Merah memang sangat cocok untuk peselancar khususnya bagi para pemula. Terletak 80 km dari pusat kota Banyuwangi, tempat ini menawarkan keindahan pantai dengan pasirnya yang putih dan bukit setinggi 200 meter yang merupakan icon dari tempat ini yang sangat indah. Pulau yang berada di tengah laut tersebut memiliki tanah yang berwarna kemerahan seperti batu bata dan akan menyatu dengan darat ketika air laut surut. Banyak yang mengatakan ombak di pantai ini mirip seperti Pantai Kuta di Bali, bahkan di Pulau Merah dikatakan lebih menarik. Saat ini kawasan ini memang sedang dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi sebagai salah satu tujuan wisata yang wajib dikunjungi ketika berada di Banyuwangi. Tentu tidak berlebihan jika Pulau Merah kita sebut sebagai “Emas” Banyuwangi dan disebut sebagai salah satu The Golden Path.
Tempat terakhir yang merupakan The Golden Path atau Jalur Emas adalah Teluk Hijau atau lebih popular dengan sebutan Green Bay yang berada di Kecamatan Pesanggaran.  Teluk hijau masuk dalam kawasan Taman Nasional Meru Betiri yang merupakan “Emas” tersembunyi di Banyuwangi. Untuk menuju ke tempat ini memang diperlukan perjuangan yang akan menantang adrenalin, karena harus berjalan melewati bukit.  Sebuah jalan setapak dan curam berbatu serta melewati rimbunya pepohonan yang besar-besar, akan menemani ketika menuju Green Bay.  Keunikan dari tempat ini adalah pasirnya yang putih dan bersih serta menawarkan sensai yang sangat lembut dan empuk ketika menyentuh kaki. Keindahan panorama pantainya tentu tidak bisa diragukan lagi. Menawarkan warna air laut yang kehijauan dan ombak yang tenang, menjadikan tempat ini sangat nyaman untuk berenang atau sekedar bermain air. Disudut ujung, terdapat air terjun dengan debit sedang yang juga dapat dinikmati setelah bermain air laut. Sebuah paket lengkap ketika kita mengunjungi tempat ini, laut jernih dan tenang, pasir putih yang halus, dan air terjun yang bisa dinikmati. Pengalaman berkunjung ke Green Bay akan melekat menjadi sebuah kenangan yang akan membuat ketagihan.

Sebuah kewajaran ketika ketiga tempat tersebut akhirnya disebut sebagai The Golden Path atau jalur emas. Selain ketiganya mudah dijangkau dan bisa dikunjungi dalam satu waktu karena beraa dalam satu garis lurus, ketiganya juga memiliki keunikan dan keindahan yang ditawarkan. Pengelolaan yang baik dan promosi yang terus dilakukan akan menjadikan tempat tersebut sebagai “Emas” Kabupaten Banyuwangi. The Golden Path akan menjadi sebuah primadona baru destinasi di Banyuwangi setelah Triangle Diamond

Minggu, 14 Juli 2013

Goa Tetes : Setiap Tetes adalah Keindahan


Tempat yang saya kunjungi kali ini bisa dikatakan sangat menakjubkan, perpaduan antara goa dan air terjun. Saya juga bingung harus mengatakan yang mana, apakah goa? Apakah air terjun?..aah..tapi untung saya tidak sampai dibuat galau akut gara-gara tempat ini..hehe. Nah..dari perpaduan itulah akhirnya mungkin masyarakat  di Lumajang menamainya dengan sebutan Goa Tetes. Yaps...Goa dengan jumlah banyak yang terselip di tebing-tebing yang sangat tinggi dikombinasikan dengan air yang terus mengalir dari atas tebing hingga dasar...damn! its so exotic bray...
Fokus pada tebing ma air terjun aja ya ngeliatnya...
soalnya sama exoticnya dengan orangnya.. :p
Untuk menjelajah tiap tebing dan goa-goa yang ada disini, pastinya harus siap untuk basah-basahan..dan ketika sudah basah kamu akan merasa lebih sexy..hehe. Dengan harga tiket masuk sebesar 3rb rupiah saja, kita sudah bisa memasuki kawasan ini. Sepanjang perjalanan menuju tebing, siapin diri kamu untuk menjajaki setiap jalan setapak dan anak tangga yang cukup menguras tenaga. Belum lagi jalanan yang cukup licin, harus membuat kita waspada dan hati-hati. Karena kalau tidak hati-hati, kamu bisa terpeleset seperti yang saya alami...(bluuug!! Bokong sakiittt meeenn..!). And here we goooo..setelah khatam melewati anak tangga kita akan disuguhi dengan  tebing yang sudah siap untuk digagahi  tanpa pengaman..*eh*salahfocus*. 
Tuuh...liat diatas sana ada orang kan?
gk boong kan kalo harus manjat tebing nggak pakek pengaman :D

Eits...tapi beneran tanpa pengamanan apapun lo...kita harus memanjat tebing dengan aliran air yang sangat deras. Ketika memanjat pastikan memilih pijakan yang dilalui air karena disitu teksture nya lebih kasar dan tidak berlumut, jadi lebih aman. Banyak goa-goa yang bisa disinggahi dan air terjun yang bisa dinikmati sepanjang pemanjatan sampai paling puncak dan ujung. Eits...ada nih salah satu venue yang bagus..yaitu goa yang didalamnya mengalir air terjun dan ada pancaran sinar matahari dari lubang atasny...alamaak...romantika diamor suasananya...(semoga nggak bingung dengan kata romantika diamor..xixi).  Tapi, untuk menuju kesana, kita harus masuk melalui lubang goa yang sangat sempit dan langsung disuguhkan dengan kolam air yang cukup dingin. Setelah berenang sebentar, barulah bisa sampai di venue tersebut. Namun sayang sekali, pas ada di venue ini kamera sudah mati semua kehabisan batrai...(aaah...pasti bakalan ada yang bilang no pic=hoax >.< ).  
Sudah puas menjelajahi semua goad an memanjat semua tebing, saatnya kita turuuuuun....Oh No!..ternyata turun lebih susah dari pada memanjat!, berbanding lurus lah ya nurunin berat badan lebih susah ketimbang naikinnya *eh.  Anyway, perjalanan kali ini sangat menyenangkan dan mata sudah segar dengan pemandangan alam yang luar biasa dan pemandangan cewek-cewek yang sedah kebasahan...LOL :p. 

Basssaaaah....jadi ngerasa sexy..LOL *dilempari sandal*

Ini beberapa venue favorit saya....gilaaak...kereeen meen...!